Kuliner Yang Terpinggirkan "Semanggi Surabaya"
Kuliner ini sudah jarang
kita jumpai, terakhir saya pernah merasakan kudapan ini di daerah wisata Tas dan
Sepatu Tanggulangin Sidoarjo. Makanan ini sebenarnya mirip dengan pecel, namun
bahan baku utama yang dipakai adalah daun semanggi dan sebagai bumbunya adalah
kuah kental yang terbuat dari ketela pohon dan bumbu bumbu rempah lain termasuk
cabe untuk rasa pedasnya. Sulitnya mencari SEMANGGI menjadikan kuliner ini
semakin langka di pasaran.
Cara berjualannya Semanggi Surabaya pun sangat khas, layaknya seperti
jamu gendong. Hampir semua penjualnya adalah ibu ibu. Saya pernah bertanya
kepada ibu ibu penjual ternyata mereka berasal dari pinggiran Surabaya, Gresik
bahkan Lamongan. Ada yang berasal dari daerah Benowo, Balongpanggang dan Cerme.
Rasa bumbunya sekilas
memang mirip dengan pecel namun terasa lebih manis karena rasa singkongnya.
Selain daun semanggi, sayur lain yang ditambahkan adalah kecambah atau toge.
Tidak ada bahan lain yang ditambahkan kecuali krupuk khas Surabaya yakni krupuk
PULI, yakni kerupuk yang terbuat dari bahan beras atau nasi. Cara penyajiannya
menggunakan PINCUK atau daun pisang. Harga yang dipatok untuk satu pincuk atau porsi SEMANGGI relatif murah yakni 8 ribu rupiah dengan krupuk PULI seribu rupiah
per bijinya.
Sayang sekali kuliner ini semakin tergerus oleh zaman dan kalah bersaing oleh makanan lainnya, padahal menurut saya makanan ini mempunyai ciri khas yang tidak kita temui pada makanan lainnya. Sulitnya mencari bahan baku yakni daun atau tanaman Semanggi serta berkurangnya peminat kuliner bisa jadi akan menyebabkan hilangnya kuliner ini dari peredaran.
Jika anda ingin mencicipi kuliner khas Surabaya ini, saya sering menjumpainya di danau dekat Pakuwon tepatnya depan kampus UNESA Wiyung. Kelihatannya para penjual semanggi Surabaya yang kebanyakan ibu ibu itu berkumpul disana pagi harinya, dan ketika matahari beranjak tinggi mereka akan berkeliling kampung di dekat situ.
Jika anda ingin mencicipi kuliner khas Surabaya ini, saya sering menjumpainya di danau dekat Pakuwon tepatnya depan kampus UNESA Wiyung. Kelihatannya para penjual semanggi Surabaya yang kebanyakan ibu ibu itu berkumpul disana pagi harinya, dan ketika matahari beranjak tinggi mereka akan berkeliling kampung di dekat situ.
Comments
Post a Comment